Tugas Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
Dosen Pembimbing : Halija, S. ST
ASKEP PADA IBU HAMIL
DENGAN GANGGUAN HIV / AIDS
LUKMAN ALBAR
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
KABUPATEN BUTON
2007/2008
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Syaifoellah, Noer, dkk. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI
Junadi, Purnawan, dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisis II. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Mengel, Mark B. 2001. Referensi Manual Kedokteran Keluarga, Jakarta : Hipokrates
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth Ed. 8. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith, M.. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
www. wikipedia.com
www. medikastore. com
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih berkenan menyatukan roh dan jasad kita. Dan Nabi Muhammad yang telah mengubah sebuah pandangan menjadi new paradigma sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam hal ini penyusun mencoba meramu dari berbagai literatur menjadi sebuah makalah, sehingga tersedianya buku dalam jumlah yang cukup merupakan faktor penting dalam penyusun makalah ini.
Makalah yang berjudul “ASKEP HIV / AIDS” ini bertujuan agar mahasiswa Akademi Keperawatan Kab. Buton dapat lebih memahami bagaimana proses keperawatan pada pasien hiv / aids.
Penyusun telah berupaya maksimal agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun demikian tentu masih ada kekurangan. Untuk itu penyusun menerima dengan tangan terbuka kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing mata kuliah KEPERAWATAN MATERNITAS demi penyempurnaan makalah ini pada tugas berikutnya.
Wassalam
Bau-Bau, April 2008
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I KONSEP MEDIS .................................................................................
A. Defenisi ........................................................................................
B. Etiologi .........................................................................................
C. Patofisiologi .................................................................................
D. Gambaran Klinis ...........................................................................
E. Pemeriksaan Diagnostik ...............................................................
F. Penatalaksanaan ...........................................................................
BAB II KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian ....................................................................................
1. Pengumpulan Data .............................................................
2. Pengelompokan Data .........................................................
3. Analisa Data..........................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................
C. Intervensi Keperawatan ..................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
KONSEP MEDIS
- Defenisi
AIDS (Acquired Imunodeficiency Syndrome) adalah sindrom dengan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus)
- Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Transmisi virus ini ke tubuh manusia dapat terjadi akibat :
· Hubungan sex atau berganti-ganti pasangan
· Pemajanan pada darah yang terkontaminasi
· Jarum suntik
· Transfusi darah
· Robekan area kulit yang tersentuh langsung pada darah yang terkontaminasi
· Ibu hamil (HIV) ke janinnya
· Laki-laki homoseksual dan biseksual
- Patofisiologi
HIV menginfeksi sel melalui pengikatan dengan protein permukaan yang disebut protein CD4 terutama limfosit T4 yang memegang peranan penting dalam mengatur dan memepertahankan sistem kekebalan tubuh. Virus yang masuk tersebut akan terus berreplikasi hingga akhirnya menghancurkan sel limfosit T4 dan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh.
HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya melalui kontak darah saat persalinan (transmisi vertikal) ataupun melaui ASI. Hal ini membuat bayi yang terinfeksi mudah terserang organisme oportunis seperti trush, herpes dan pathogen lain. Masa inkubasi AIDS sekitar 5-7 tahun, sehingga bayi yang lahir dari wanita dengan AIDS tidak benar-benar bebas dari penyakit ini sekalipun tidak menunjukan gejala-gejala AIDS saat lahir.
- Gambaran Klinik
Manifestasi klinis penyakit AIDS menyebar luas dan pada dasarnya dapat mengenai setiap sistem organ seperti fatique, anoreksia, berat badan menurun atau mungkin penderita dengan kandidiasis orofaring ataupun vagina.
CDC (Center Of Disease Control ) USA, 1986, menetapkan klasifikasi atau tahap-tahap infeksi HIV berdasarkan gejala klinik yang dijumpai saat pemeriksaan, yaitu:
· Kelompok I : Infeksi akut
· Kelompok II : Infeksi asimtomatis
· Kelompok III : Limfadenopati generalisata persistem (LPG)
· Kelompok IV : Penyakit-penyakit lain
· Kelompok IVa :Penyakit konstitusi(panas, kehilangan berat badan)
· Kelompok IVb : Penyakit-penyakit neurologis (ensefalitis, demensia)
· Kelompok IVc : Penyakit-penyakit infeksi sekunder (Pneumositiscarini, Cytomegali virus)
· Kelompok IVd : Kanker sekunder (Sarcoma Kaposi, Limfoma Non Hodgin)
· Kelompok IVe : Keadaan-keadaan lain
- Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis laboratorium dilakukan dengan dua cara :
· Langsung : dengan isolasi virus dan sampel. Umumnya dilakukan dengan mikroskopis elektron dan antigen virus. Salah satunya dengan cara Polymerase Chain Reaction (PCR)
· Tidak Langsung dengan melihat respon zat anti spesifik, misalnya dengan ELISA, western blot, Immunofluorescent assay (IFA) atau radio Immunofluorescent assay (RIPA)
- Penatalaksanaan
Setiap ibu hamil mendapatkan langkah-langkah penatalaksanaan sebagai berikut :
1. Identifikasi resiko tinggi yaitu pemakai narkotika IV, pasangan seksual pemakai narkotika IV, biseksual dengan HIV (+), WTS.
2. Dilakukan pemeriksaan darah terhadap HIV
3. Diberi peningkatan pengetahuan tentang AIDS
4. Pencegahan sumber infeksi
Sampai saat ini belum ada pengobatan AIDS yang memuaskan. Pemberian AZT (Zidovudine) dan zalcitabin dapat memperlambat kematian dan menurunkan frekuensi serta beratnya infeksi oportunistik. Pengobatan AIDS dalam masa kehamilan merupakan masalah karena banyak obat belum diketahui dampak buruknya terhadap kehamilan.
Ibu yang terkena HIV positif dapat mengurangi resiko penularan pada bayinya dengan :
· Menggunakan obat antiretroviral (ARV)
· Berusaha untuk memperpendek proses persalinan
· Jangan menyusui bayi dengan ASI
Dengan demikian pencegahan menjadi sangat penting peranannya, yaitu:
· Hubungan seksual yang sehat
· Menggunakan alat-alat kontrasepsi
· Mengadakan tes terhadap HIV sebelum kehamilan
Patofisiologi berdasarkan penyimpangan kebutuhan dasar manusia:
Invasi virus
Kompleks virus antibodi Replikasi virus
Aktivitas komplemen (sel-sel monosit, Penghancuran limfosit setempat
eosinofil, meutrofil, makrofag)
Sistem kekebalan tubuh menurun
Mengeluarkan zat-zat pirogen
Resiko tinggi infeksi sekunder
Hipotalamus teraktivasi merangsang medula
vomiting centre
Mual, muntah, anoreksia Resiko tinggi kekurangan
volume cairan
Perubahan Nutrisi Kurang
dari Kebutuhan Tubuh
Suplai nutrisi ke jaringan menurun Penurunan pembentukan glikogen
Suplai nutrisi ke plasenta inadekuat Tidak ada pembentukan ATP
Gangguan pertumbuhan janin Tidak ada energi
Keletihan
KONSEP KEPERAWATAN
- Pengkajian
- Pengumpulan Data
· Klien mengatakan mudah lelah bila beraktivitas
· Penurunan berat badan
· Klien tampak lemah
· Klien mengungkapkan kurang nafsu makan
· Adanya lesi pada rongga mulut
· Klien mengeluh mual/muntah
· Klien tampak pucat
· Klien tampak muntah
· Penurunan lemak subkutan/massa otot
· Anoreksia
- Pengelompokan Data
Data Subyektif | Data Obyektif |
· Klien mengatakan mudah lelah bila beraktivitas · Klien mengungkapkan kurang nafsu makan · Klien mengeluh mual/muntah | · Klien tampak pucat · Penurunan lemak subkutan/massa otot · Adanya lesi pada rongga mulut · Penurunan berat badan · Klien tampak lemah · Anoreksia · Klien tampak muntah |
- Analisa Data
No | Symptom | Etiologi | Problem |
1 | DS : · Klien mengungkapkan kurang nafsu makan · Klien mengeluh mual/muntah DO : · Penurunan lemak subkutan/massa otot · Adanya lesi pada rongga mulut · Penurunan berat badan | Invasi virus Kompleks virus-antibodi Aktivitas komplemen (sel-sel monosit, eosinofil, neutrofil, makrofag) Mengeluarkan zat-zat pirogen endogen Hipotalamus teraktivasi merangsang medula vometting centre Mual, muntah, anoreksia Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh | Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh |
2 | DS : - DO : - | Invasi virus Kompleks virus-antibodi Replikasi virus Penghancuran limfosit setempat Sistem kekebalan tubuh menurun Resiko tinggi terhadap infeksi sekunder | Resiko tinggi terhadap infeksi sekunder |
3 | DS : - DO : - | Invasi virus Kompleks virus-antibodi Aktivitas komplemen (sel-sel monosit, eosinofil, neutrofil, makrofag) Mengeluarkan zat-zat pirogen endogen Hipotalamus teraktivasi merangsang medula vometting centre Mual, muntah, anoreksia Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh | Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh |
- Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan yang ditandai dengan :
DS :
· Klien mengungkapkan kurang nafsu makan
· Klien mengeluh mual/muntah
DO :
· Penurunan lemak subkutan/massa otot
· Adanya lesi pada rongga mulut
· Penurunan berat badan
2. Resiko tinggi terhadap infeksi sekunder berhubungan dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
3. Resiko tinggi kekurangan volune cairan tubuh berhubungan dengan
- Intervensi Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Tujuan :
Klien akan menunjukan perbaikan nutrisi dengan kriteria :
- Selera makan meningkat
- Tidak terjadi mual, muntah
- Berat badan stabil/normal
Intervensi
1. Timbang berat badan dan kaji tingkat kebutuhan nutrisi klien
Rasional :
Sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya
2. Pertahankan kebersihan oral
Rasional :
Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan
3. Berikan HE agar menghindari prosedur yang melelahkan saat mendekati waktu makan
Rasional :
Mengurangi rasa lelah, meningkatkan ketersediaaan energi untuk aktivitas makan
4. Kolaborasi tim kesehatan lain tentang pemenuhan kebutuhan gizi klien
Rasional :
Meningkatkan keseimbangan nutrisi.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi sekunder berhubungan dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi sekunder dengan kriteria :
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Klien ikut serta dalam perilaku yang mengurangi infeksi
Intervensi
1. Pantau tanda-tanda vital, terutama suhu.
Rasional :
Sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya
2. Gunakan sarung tangan, masker dan skort selama kontak langsung dengan sekresi/eksresi atau kapanpun terdapat kerusakan pada kulit perawat
Rasional :
Penggunaan masker, sarung tangan dan skort ditujukan untuk mencegah infeksi silang.
3. Berikan lingkungan yang bersih dan berventilasi baik. Periksa pengunjung/staf terhadap tanda infeksi.
Rasional :
Mengurangi patogen pada sistem imun dan mengurangi kemungkinan pasien mengalami infeksi nosokomial
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak perawatan dilakukan. Instruksikan pasien/orang terdekat untuk mencuci tangan sesuai indikasi.
Rasional :
Mengurangi resiko kontaminasi silang
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik, anti jamur/agen anti mikroba
Rasional :
Anti biotik untuk mencegah infeksi dan obat-obatan lain ditargetkan untuk organisme tersebut dan untuk meningkatkan sistem imun.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi sekunder dengan kriteria :
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik
- Tanda-tanda vital stabil
Intervensi
1. Pantau tanda-tanda vital, kaji turgor kulit, membran mukosa dan rasa haus
Rasional :
Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya
2. Anjurkan klien untuk minum banyak
Rasional :
Memenuhi kebutuhan cairan
3. Berikan cairan parenteral.
Rasional :
Mempertahankan masukan cairan untuk mengganti kehilangan cairan.
4. Berikan obat antiemetik sesuai indikasi
Rasional :
Menurunkan kehilangan cairan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar