BAB I
KONSEP MEDIS
- Defenisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi akut yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Sindrom renjatan dengue (Dengue Shock Syndrom, selanjutnya disingkat DSS) adalah penyakit DBD yang disertai dengan renjatan.
- Etiologi
DBD disebabkan oleh Arbovirus (Arthropod Borne Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegypti).
- Patofisiologi
DBD dapat terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi DBD pertama kali, mendapat infeksi berulang virus Dengue lainnya. Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan lain, terutama ke sistem retikuloendotelial dan kulit secara bronkogen dan hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus-antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya anafilatoksin C3a dan C5a sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat. Akan terjadi juga agregasi trombosit yang melepaskan ADP, trombosit melepaskan vasoaktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor 3 yang merangsang koagulasi intravaskuler. Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) akan menyebabkan pembekuan intravaskular yang meluas dan menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Tingginya permeabilitas kapiler menyebabkan kebocoran plasma. Pada pasien dengan renjatan berat plasma dapat menurun sampai 30 % atau lebih. Sehingga akan menyebabkan anoksia jaringan, asidosis metabolik dan berakhir dengan kematian.
- Manifestasi Klinik
Gejala klinik timbul secara mendadak berupa suhu tinggi. Masa inkubasi Dengue 3-15 hari tetapi rata 5-8 hari.
Menurut patokan WHO tahun 1975, diagnosa DHF/DBD harus berdasarkan gejala klinik :
· Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas.
· Manifestasi perdarahan; paling tidak terdapat uji turniket positif dan adanya salah satu bentuk perdarahan yang lain misalnya: Petekie, ekimosis, epitaksis, perdarahan gusi, melena atau hematuria.
· Pembesaran hati (sudah teraba sejak permulaan sakit).
· Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari kaki dan tangan.
· Pada pemeriksaan laboratoriumditemukan trombosit di bawah 100.000 mm3 dan hematokrit 20 % atau lebih.
DBD juga dibagi ke dalam beberapa derajat (WHO, 1975) :
· Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi perdarahan (uji turniket positif).
· Derajat II : seperti derajat I tetapi disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain.
· Derajat III : ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun, disertai kulit dingin dan lembab serta gelisah.
· Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi dan tekanan darah yang tak dapat diukur.
- Pemeriksaan Diagnostik
· Darah ; dapat dijumpai adanya trombositopenia, dan hematokrit. Pada pemeriksaan kimia darah dapat ditemukan hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia, SGOT dan SGPT.
· Urin ; Albuminuria ringan.
· Sumsum tulang : pada awal sakit biasanya hiposeluler kemudian menjadi hiper seluler pada hari ke 5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke 10 sudah kembali normal untuk semua sistem.
· Uji serologi.
· Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah pasien dan jaringan.
- Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DBD tanpa penyulit :
· Tirah baring
· Makanan lunak dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula, atau sirop) atau air tawar ditambah garam.
· Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberi kompres dan antipiretik golongan asetaminofen, eukinin, atau dipiron dan jangan diberikan asetosal karena bahya perdarahan.
· Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder.
Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :
· Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah renjatan diatasi.
· Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernapasan tiap jam, serat Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam.
Patofisiologi
Hypertermi
Perembesan cairan ke ekstravaskuler
Defisit volume cairan
BAB II
ASKEP PADA KLIEN An. S
DENGAN DBD
I.PENGKAJIAN
- Tanggal masuk RS : 2- 12- 2007 Diagnosa Medis : DBD
- Tanggal pengkajian : 6- 12- 2007 No. Rekam Medik : 020286
- Biodata :
Identitas klien :
1. Nama : An. S
2. Tgl. Lahir/Usia : 6 tahun (16 hari)
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Status Perkawinan : -
6. Pekerjaan : -
7. Pendidikan terakhir : -
8. Alamat : Jln. Hayam Wuruk No. 21
Identitas Penanggung jawab :
1. Nama : Tn. AA
2. Usia : 33 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Penghasilan keluarga : Rp. 2.000.000/bulan
6. Hubungan dengan klien : Orang tua (Bapak)
8. Alamat : Jln. Hayam Wuruk No. 21
II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
- Keluhan Utama : Demam
- Kejadian atau keluhan yang menyertai keluhan utama :
sakit perut, sakit kepala.
III. RIWAYAT KESEHATAN
- Riwayat Kesehatan / keperawatan sekarang :
Sebelumnya klien pernah berobat di Dokter praktek dengan keluhan demam pada tanggal 23 November 2007. Oleh karena belum ada perubahan setelah berobat ke Dokter praktek maka keluarga (orang tua) kembali memeriksakan anaknya ke Dr. Spesialis anak dan oleh Dr. Spesialis anak disarankan untuk diopname di RSU Bau-Bau. Sebelumnya klien pernah kontak dengan penderita DBD. Di sekitar rumah ada yang dicurigai menderita DBD. Demam berlangsung seraca terus menerus pada seluruh tubuh dengan skala sedang sejak tanggal 23 November 2007.
- Riwayat Kesehatan / keperawatan masa lalu :
1. Ibu klien mengatakan sebelumnya klien pernah dirawat di RSU Bau-Bau dengan keluhan mencret 1 minggu pada usia 1 tahun.
2. Klien mendapat nutrisi :
Pada usia 0-2 bulan, 3-6 bulan, dan 6-12 bulan klien mendapat nutrisi berupa ASI. Sedang pada usia 1-2 tahun klien mendapat nutrisi berupa ASI ditambah nasi tim.
3. Status imunisasi dasar :
Klien mendapat imunisasi BCG sebanyak 1 kali, DPT 3 kali, polio sebanyak 4 kali, hepatitis sebanyak 3 kali, dan campak 1 kali.
4. Klien tidak ada riwayat alergi dan ketergantungan pada suatu zat tertentu.
- Riwayat Kesehatan Keluarga :
Di dalam keluarga klien belum pernah ada yang menderita penyakit seperti yang dialami klien. Di dalam keluarga juga tidak ada anggota keluarga yang pernah atau sedang mengalami penyakit infeksi kronis.
Keterangan :
: Laki- Laki
: Perempuan
: Klien
IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
- Prenatal :
Ibu klien mengeluh mual saat klien dihamilkan. Ibu rajin memeriksakan kehamilannya setiap bulan di puskesmas. Lama kehamilan 38 minggu dan selama hamil Ibu mendapat vitamin dan obat penambah darah. Ibu tidak tergantung pada zat tertentu, obat dan alkohol.
- Natal
Klien lahir di rumah dengan pertolongan bidan, lahir secara spontan. Klien tidak mengalami trauma jalan lahir dan Tidak ada kelainan pada saat lahir (normal).
- Postnatal
Keadaan ibu dan bayi sehat, produksi ASI lancar dan bayi dapat menerima. Pengawasan antenatal dilakukan di rumah dengan bantuan bidan dan nenek klien.
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Berat badan lahir : 3200 gram. Panjang badan lahir : 51 cm.
Lingkar kepala lahir : Lingkar dada : .
Lingkar perut : . Lingkar lengan :
Pertumbuhan gigi 2212 2122
2212 2122
Jumlah gigi 28 buah dan tampak ada caries. So mengatakan lupa tentang riwayat pertumbuhan gigi klien.
Perkembangan anak :
- Usia lahir sampai 1 bulan :
Klien dapat menghisap dan menggenggam dengan baik dan memberi respon terhadap suara-suara yang mengejutkan.
- Usia 1-3 bulan :
Motorik/sensorik : Klien mampu menegakkan kepala sebentar dan melakukan gerakan-gerakan merangkak, berbalik dan tengkurap.
Sosialisasi : Klien dapat memberi senyum.
- Usia 3-6 bulan :
Motorik/sensorik : Klien mampu mengangkat kepala dari posisi tengkurap dan memalingkan kepala ke arah suara.
Sosialisasi : Klien mampu tersenyum riang.
- Usia 6-9 bulan
Motorik/sensorik : Klien mampu berdiri, berguling ke sisi kiri ketika terlentang, memalingkan kepala pada orang yang berbicara dan mulai memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya.
Sosialisasi : Suka tersenyum dan vokalisasi ”da, ma”
- Usia 9-10 bulan :
Motorik/sensorik duduk dari posisi berbaring, dan berpindah sambil merangkak.
Sosialisasi : Klien mampu mengenal dan menolak orang asing, berteriak dan menarik perhatian serta mengoceh dan vokalisasi seperti ”da-da...ma-ma.”
- Usia 11-12 bulan :
Motorik/sensorik : Klien mampu merangkak dengan baik, menarik badan sendiri untuk berdiri, mulai berjalan sambil dipegang, dan memegang gelas untuk minum.
Sosialisasi : Klien mulai menuruti perintah sederhana dan mengucapkan kata-kata tunggal.
- Usia 13-15 bulan
Motorik/sensorik : Klien mampu berjalan sendiri, memegang gelas dan melempar benda.
Sosialisasi : Klien mulai meniru gerakan orang lain dan bisa makan sendiri dengan banyak tumpahan.
- Usia 16-18 bulan :
Motorik/sensorik : Klien sudah bisa berlari tapi masih sering jatuh, menarik mainan, menggunakan sendok dan membuka buku.
Sosialisasi : Klien mulai mengerti kepunyaan (mainan saya) dan dapat mencari benda tersembunyi di beberapa tempat.
- Usia 19-24 bulan
Motorik/sensorik : Klien mampu berlari dengan baik, naik tangga dan membuka pintu, dapat menggunting dan minum dengan gelas.
Sosialisasi : Klien dapat memakai pakaian sendiri dan menarik orang untuk menunjukan sesuatu kepadanya
- Usia 25-30 bulan
Motorik/sensorik : Klien mampu naik turun tangga tanpa bantuan, bersepeda roda tiga, mencuci tangan dan menggosok gigi.
Sosialisasi : Klien mulai menangis jika terpisah dari orang tua.
- Usia 3 tahun
Motorik/sensorik : Klien mampu seimbang berdiri dengan satu kaki selam 5 detik, melompat dengan langkah yang pendek, berjalan menaiki tangga dengan kaki bergantian.
Sosialisasi : mulai memahami melakukan perubahan.
- Usia 4 tahun
Motorik/sensorik : Klien mampu melompat dengan satu kaki, menangkap benda yang dilambungkan, dan mengikat tali sepatu serta menggunakan gunting untuk memotong gambar.
Sosialisasi : Klien suka mengadu, melakukan agresi pada anggota keluarga, menikmati hiburan, memasuki kelompok bermain yang kooperatif dan mengidentifikasi orang tua dari jenis kelamin yang berbeda.
- Usia 5 tahun
Motorik/sensorik : Klien mampu menguatkan tali sepatu, menukis nama panggilan, dan menggunakan pensil dengan baik.
Sosialisasi : Klien lebih sering mencari-cari ibu karena lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah seperti sekolah, dan lebih kuat mengenal orang tua dan lawan jenis.
- Usia 6 tahun
Motorik/sensorik : Ketangkasan klien meningkat, klien mampu melompat tali, bermain sepeda, memakai baju dengan bantuan, dan mandi sendiri serta bermain sendiri.
Sosialisasi : Klien senang menggoda orang lain, mengetahui nama sendiri, mungkin menentang dan tidak sopan, melakukan kecurangan untuk menang dan senang bermain.
Perubahan Selama Sakit :
Motorik/sensorik : Klien tidak bisa membuka baju (harus dengan bantuan keluarga), tidak bisa mandi dan bermain sendiri.
Sosialisasi : Anak ketergantungan sepenuhnya pad aorang tua.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL :
A. Psikologis :
Keluarga klien tampak tenang dan biasa-biasa saja tapi tetap khawatir tentang keadaan anaknya. Keluarga klien berharap klien cepat sembuh. Keluarga klien kurang mengetahui penyebab penyakit klien sehingga sering bertanya-tanya tentang keadaan anaknya.
B. Sosial :
Keadaan rumah klien bersih, status rumah milik sendiri, dan cukup dihuni oleh keluarga inti yang berjumlah 3 orang (Ayah, Ibu dan satu orang anak).
VI. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI :
a. Nutrisi
Sebelum sakit klien makan teratur 3 kali sehari dan porsi makan dihabiskan. Jenis makanan yang dimakan adalah nasi, ikan/daging dan sayur. Makanan kesukaan adalah bakso dan tidak ada makanan pantangan.
Setelah sakit klien makan tidak teratur 3 kali sehari dan porsi makan tidak dihabiskan..
b. Cairan
Sebelum sakit klien minum air putih + 1500-2000 mL/hari dan minuman kesukaan adalah teh.
Setelah sakit klien minum air putih dan teh sesuai anjuran sebanyak 1,5 L – 2L sehari.
c. Eliminasi
1. BAB :
Sebelum sakit klien BAB 1-2 kali sehari dengan konsistensi lunak dan berwarna kuning.
Setelah sakit klien BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lunak dan berwarna kuning
2. BAK :
Sebelum sakit klien BAK 5-6 kali sehari sejumlah + 1500 mL sehari dengan warna kuning, dan bau khas amoniak.
Setelah sakit klien BAK 5-6 kali sehari sejumlah + 100-150 mL sehari dengan warna kuning, dan bau khas amoniak.
d. Istrahat tidur
Sebelum sakit klien tidak beristrahat secara teratur, klien sering menolak untuk istrahat disiang hari.
Setelah sakit klien dianjurkan untuk beristrahat dengan teratur namun dengan suhu badan yang panas klien menjadi rewel dan tidak dapat beristrahat denagan teratur
e. Personal Hygiene
Sebelum sakit klien mandi 2 kali sehari, menyikat gigi 2 kali sehari dan mengganti pakaian setiap selesai mandi.
Setelah sakit selama sakit semua kegiatan tersebut dibantu sepenuhnya oleh keluarga di tempat tidur.
f. Olahraga dan aktivitas
Klien tidak pernah melakukan olahraga. Dalam pemenuhan ADLnya di RS klien dibantu oleh orangtuanya dan keluarga di tempat tidur.
g. Pola rekreasi dan bermain
Orang tua klien sering membawa anaknya rekreasi ke pantai + 1-2 bulan sekali. Klien senang bermain mobil-mobilan dan play station dengan teman sebayanya.
VI. PEMERIKSAAN FISIK :
- Keadaan Umum:
Klien nampak lemah, ekspresi wajah meringis, kesadaran composmestis. Berat badan: 17 Kg, Tinggi badan: 115 Cm. Lingkar kepala:48,5 Cm. Lingkar dada: 53 Cm. Lingkar perut: 47 Cm
- Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah: 90/60 mmHg - Suhu badan : 390 C
- Denyut nadi: 104x/menit - Pernapasan : 28x/menit
- Pemeriksaan sistem tubuh
1. Sistem Pernapasan
Hidung tampak simetris, septum deviasi tidak ada, dan tidak ada perdarahan.
Pada inspeksi tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid pada leher dan pada palpasi tidak ada nyeri tekan.
Bentuk dada normal chest, irama pernapasan reguler, pergerakan dada mengikuti gerakan napas, ekspansi paru sempurna kiri dan kanan, vokal fremitus normal kiri dan kanan, pada aukultasi terdengar bunyi vesikuler dan tidak ada bunyi tambahan serta terdapat bunyi sonor pada tapang paru saat palpasi.
2. Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva tampak anemia, bibir pucat, tekanan vena jugularis tidak meninggi, tidak ada nyeri dada, ukuran jantung normal, ictus cordis tidak tampak, terdengar suara jantung S1 dan S2, irama reguler dan tidak ada bunyi tambahan.
3. Sistem Pencernaan
Bibir dan mukosa mulut tampak kering, tidak ada stomatitis, jumlah gigi 28 buah dan tampak ada caries, hati teraba pada abdomen, terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas, peristaltik usus normal,anus tidak lecet dan tidak terdapat hemoroid.
4. Sistem Perkemihan
Tidak terdapat pembesaran pada ginjal, kandung kemih dan prostat, saluran kemih berfungsi baik.
5. Sistem Indera
Mata simetris kiri dan kanan, tampak ikterus pada mata, fungsi penglihatan baik tanpa menggunakan alat bantu.
Hidung: penciuman baik, tidak terdapat mimisan, tak ada sekret yang menghalangi penciuman.
Telinga: simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik.
6. Sistem Saraf
Fungsi motorik: tonus otot baik, namun pergerakannya lemah.
7. Sistem Muskuluskuletal
Bentuk kepala mesosephal, ubun-ubun besar dan menutup, tidak tampak kelainan pada vertebra, fungsi gerak terbatas dan tidak tampak pembengkakan pada kaki.
8. Sistem Integumen
Warna kulit sawomatang, tampak adanya perdarahan (petechie) pada kulit lengan atas, turgor kulit jelek, tekstur halus, dan tonus otot baik.
9. Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid normal ( tidak ada pembesaran), ekskresi urin berkurang, suhu badan tidak seimbang, keringat berlebihan
10. Sistem Imun
Klien tidak alergi terhadap cuaca, bulu binatang, zat kimia,dan tidak ada riwayat transfusi darah.
VII. DATA PENUNJANG :
· Pengobatan:
Vitamin B complex 2 x 1 tablet
· Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan darah pada tanggal 5 desember 2007 menunjukkan hemoglobin : 14, 3 gr % ( Normal pada pria = 13-16 gr % dan wanita = 12-14 gr %), Hematokrit : I = 47gr % dan II = 48 gr %, leukosit = 6000/ mm3 ( normal : 500-1000/ mm3), eritrosit = -, dan trombosit : I = 9600/mm3 (normal: 150.000/mm3
- Pengumpulan Data
- Klien mengeluh sakit perut
- Klien mengeluh demam
- Kulit teraba panas
- Peningkatan suhu ( 39%)
- Berkeringat
- Takikardia
- Haluaran urin berkurang
- Bibir dan mukosa mulut tampak kering
- So mengatakan didalam pemenuhan ADL selama di Rumah Sakit dibantu oleh keluarga dan orang tuanya
- Klien tampak lemah
- Klien mengatakan haus
- Turgor kulilt jelek
- Pergerakan lengan tampak lemah
- Nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas
- Tampak ekspresi wajah meringis bila area nyeri ditekan
- Pada lengan kanan terdapat tanda kemerahan
- Anak tampak rewel dan gelisah
- Trombosit: I = 96.000/mm3
II = 47 gr %
- Klasifikasi Data
Data Subyektif | Data Obyektif |
· Klien mengeluh sakit perut · Klien mengeluh demam · So mengatakan didalam pemenuhan ADL selama di Rumah Sakit dibantu oleh keluarga dan orang tuanya · Klien mengatakan haus · Bibir dan mukosa mulut tampak kering | · Kulit teraba pans · Peningkatan suhu ( 39%) · Berkeringat · Takikardia · Klien tampak lemah · Turgor kulit jelek · Pergerakan lengan tampak lemah · Nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas · Tampak ekspresi wajah meringis bila area nyeri ditekan · Pada lengan kanan terdapat tanda kemerahan · Anak tampak rewel dan gelisah · Trombosit: I = 96.000/mm3 II = 47 gr% · Haluaran urin berkurang |
- Analisa Data
No | Symptom | Etiologi | Problem | ||||||||||||||||||
1. | DS: - Klien mengeluh demam DO: -Kulit teraba panas -Peningkatan suhu(390) -Berkeringat -Takikardia -Anak tampak rewel - Anak tampak gelisah | Invasi virus Merangsang aktivitas komplemen imunitas Leukositosis Pirogen endogen prostaglandin Mempengaruhi hipotalamus Hipertermi | Hipertermi | ||||||||||||||||||
2. | DS: - Klien mengatakan haus DO: - Berkeringat - Turgor kulit jelek - Bibir dan mukosa mulut tampak kering - Haluaran urin berkurang | Invasi virus Merangsang aktivitas komplemen imunitas Dilepaskan anfilatoksin C3a&C5a Peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah Kebocoran plasma Perembesan cairan ke ekstravaskuler Defisit volume cairan | Defisit volume cairan | ||||||||||||||||||
3 | DS :- DO:- | Invasi virus Merangsang aktivitas komplemen imunitas Dilepaskan anafilatoksin C3a&C5a Berkurangnya jumlah trombosit Peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah Resiko terjadi perdarahan | Resiko terjadi perdarahan |
II. Diagnosa Keperawatan
1.Defisit volume cairan yang berhubungan dengan perembesan cairan ke ekstravaskuler yang ditandai dengan:
DS : Klien mengatakan haus
DO: -Berkeringat
- Turgor kulit jelek
- Bibir dan mukosa mulut tampak kering
2.Hipertermi yang berhubungan dengan leukositosis yang ditandai dengan:
DS:
- Klien mengeluh demam
DO:
-Kulit teraba panas
-Peningkatan suhu(390)
-Berkeringat
-Takikardia
-Anak nampak rewel
- Anak nampak gelisah
3.Resiko terjadi perdarahan yang berhubungan dengan berkurangnya jumlah trombosit.
Tugas Mata Kuliah : Dokumentasi Keperawatan
Dosen Pembimbing : Aswan A. Mk
ASKEP DIABETES MELLITUS
KELOMPOK
1. ABDUL WAHID
2. DIAN ANDRIANA
3. ERTIANTI MUKDIR
4. FERDIYANTI SYAMSUDDIN
5. FITRIYA M
6. HARSIYANTO
7. HERDYANA
8. JOUKE
9. MINARNI
10. NURDAYAT
11. NURSANI MARJANA
12. SITTI RATMINARSIH MUIN
13. SUNARYA KISA
14. SUFRIANTO
15. LUKMAN ALBAR
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
KABUPATEN BUTON
2007/2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih berkenan menyatukan roh dan jasad kita. Dan Nabi Muhammad yang telah mengubah sebuah pandangan menjadi new paradigma sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam hal ini penyusun mencoba meramu dari berbagai literatur menjadi sebuah makalah, sehingga tersedianya buku dalam jumlah yang cukup merupakan faktor penting dalam penyusun makalah ini.
Makalah yang berjudul “ASKEP DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)” ini bertujuan agar mahasiswa Akademi Keperawatan Kab. Buton dapat lebih memahami bagaimana proses keperawatan pada pasien demam berdarah dengue (DBD).
Penyusun telah berupaya maksimal agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun demikian tentu masih ada kekurangan. Untuk itu penyusun menerima dengan tangan terbuka kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing mata kuliah DOKUMENTASI KEPERAWATAN demi penyempurnaan makalah ini pada tugas berikutnya.
Wassalam
Bau-Bau, Desember 2007
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I KONSEP MEDIS .................................................................................
A. Defenisi ........................................................................................
B. Etiologi .........................................................................................
C. Patofisiologi .................................................................................
D. Gambaran Klinis ..........................................................................
E. Komplikasi .....................................................................................
F. Pemeriksaan Diagnostik ...............................................................
G. Penatalaksanaan ...........................................................................
BAB II KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian ....................................................................................
1. Pengumpulan Data .............................................................
2. Pengelompokan Data .........................................................
3. Analisa Data..........................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................
C. Intervensi Keperawatan ..................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC : Jakarta
Fakultas Kedokteran UI. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar