Rabu, 24 Juni 2009

ASKEP HEMATHOTORAKS

Tugas Mata Kuliah : Keperawatan Gawat darurat

Dosen Pembimbing : Ns. Henny Arisanty, S. Kep

ASKEP GAWAT DARURAT PADA

HEMATHOTHORAKS




KELOMPOK

1. ANDI UPRIYANI

2. HARSIANTO

3. IRMAN YADI

4. NUR DAYAT

5. SUKRIATI

6. YUYUN RAHAYU

7. LUKMAN ALBAR

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)

KABUPATEN BUTON

2008/2009




KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih berkenan menyatukan roh dan jasad kita. Dan Nabi Muhammad yang telah mengubah sebuah pandangan menjadi new paradigma sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam hal ini penyusun mencoba meramu dari berbagai literatur menjadi sebuah makalah, sehingga tersedianya buku dalam jumlah yang cukup merupakan faktor penting dalam penyusun makalah ini.

Makalah yang berjudul “ASKEP GAWAT DARURAT PADA HEMATHOTHORAKS” ini bertujuan agar mahasiswa Akademi Keperawatan Kab. Buton dapat lebih memahami bagaimana proses keperawatan pada pasien morbili.

Penyusun telah berupaya maksimal agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun demikian tentu masih ada kekurangan. Untuk itu penyusun menerima dengan tangan terbuka kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing mata kuliah KEPERAWATAN GAWAT DARURAT demi penyempurnaan makalah ini pada tugas berikutnya.

Wassalam

Bau-Bau, Oktober 2008

Kelompok


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I KONSEP MEDIS..................................................................................

A. Defenisi ........................................................................................

B. Etiologi .........................................................................................

C. Patofisiologi .................................................................................

D. Gambaran Klinis ...........................................................................

E. Pemeriksaan Diagnostik ...............................................................

F. Penatalaksanaan ...........................................................................

BAB II KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian ....................................................................................

1. Pengumpulan Data .............................................................

2. Pengelompokan Data .........................................................

3. Analisa Data..........................................................................

B. Diagnosa Keperawatan .................................................................

C. Intervensi Keperawatan ..................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................


BAB I

KONSEP MEDIS

  1. Defenisi

Hemathothoraks (hemotoraks) adalah terakumulasinya darah pada rongga thoraks akibat trauma tumpul atau tembus pada dada. Hemathothoraks biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah pecahnya sebuah pembuluh darah atau kebocoran aneurisma aorta yang kemudian mengalirkan darahnya ke rongga pleura.

Perlu diingat bahwa rongga hemithoraks dapat menampung 3 liter cairan, sehingga pasien dapat syok berat tanpa terlihat adanya pendarahan yang nyata (Perdarahan massif).

  1. Etiologi

Hemathothoraks dapat dibagi nerdasarkan penyebabnya :

1. Hemathothoraks Spontan, Oleh karena : primer (ruptur blep ), sekunder (infeksi keganasan), neonatal,.

2. Hemathothoraks Yang Didapat, Oleh karena: iatrogenik, barotrauma, trauma.

  1. Gambaran Klinik

· Gangguan pengembangan dada

· Perubahan kedalaman pernapasan

· Sesak napas mendadak

· Perkusi dada pekak

· Nyeri dada

· Perdarahan nyata (massif)

· Sianosis

· Hipoksia

· Takikardi

· Hipotensi

  1. Pemeriksaan Diagnostik

· Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara atau cairan pada area pleura, dapat menunjukan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)

· GDA : Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruh, gangguan mekanik pernapasan dan kemampuan mengkompensasi Pa CO2 kadang-kadang meningkat. Pa CO2 mungkin normal atau menurun, saturasi oksigen biasanya menurun.

  1. Penatalaksanaan

1. Medis

    • Menutup luka thoraks dengan kain kasa
    • WSD (pada 90 % kasus)
    • Operasi torakotomi cito (eksplorasi) untuk mengehentikan perdarahan.
    • Pungsi pleura

2. Keperawatan

· Mengurangi sesak napas

· Mengurangi kecemasan

· Mencegah komplikasi

· Meningkatkan kenyamanan klien


Patofisiologi

Muktifaktorial

{penyakit paru kronik, kecelakaan (trauma toraks), terapi }




Cedera tumpul (non penetrasi) Cedera penetrasi

Kompresi tiba-tiba sangkar rusuk

Rusuk fraktur menusuk/merobek Semua pembuluh darah pecah, darah membran pleura mengalir ke dalam rongga pleura




Darah terisap kedalam Akumulasi darah

rongga pleural setiap inspirasi dirongga pleura

Tekanan intrapleural meningkat Penurunan ekspansi

Paru

Kolaps paru pada sisi yang terganggu

Pola napas tidak

Nyeri Pergeseran mediastinum ke arah sisi efektif

yang tidak terganggu

Ketakutan meningkat

Kompresi organ-organ mediastinum

Kurang terpajan (jantung, pembuluh darah besar)

informasi

Penurunan arus balik vena

Penurunan curah jantung


KONSEP KEPERAWATAN

  1. Pengkajian

    1. Pengumpulan Data

· Klien mengeluh sesak napas

· Klien mengungkapkan nyeri dada

· Perubahan kedalaman pernapasan

· Gangguan pengembangan dada

· Takikardia

· Gelisah

· Sianosis

· Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya

· Klien meminta informasi tentang tindakan yang dilakukan

· Kontur nadi kecil dan lemah

· Perkusi dada pekak berbatas

· Klien tampak gelisah

· Ekspresi wajah meringis

    1. Pengelompokan Data

Data Subyektif

Data Obyektif

· Klien mengeluh sesak napas

· Klien mengungkapkan nyeri dada

· Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya

· Klien meminta informasi tentang tindakan yang dilakukan

· Perubahan kedalaman pernapasan

· Gangguan pengembangan dada

· Takikardia

· Gelisah

· Sianosis

· Kontur nadi kecil dan lemah

· Perkusi dada pekak berbatas

· Klien tampak gelisah

· Ekspresi wajah meringis

    1. Analisa Data

No

Symptom

Etiologi

Problem

1

DS :

· Klien mengeluh sesak napas

· Klien mengungkapkan nyeri dada

DO :

· Perubahan kedalaman pernapasan

· Gangguan pengembangan dada

· Sianosis

· Perkusi dada pekak berbatas

Akumulasi darah di rongga pleura

Penurunan ekspansi paru

Napas dangkal, cepat

Pola napas tidak efektif

Perfusi jaringan perifer inadekuat

Pola napas tidak efektif

2

DS :

· Klien mengungkapkan nyeri dada

DO

· Klien tampak gelisah

· Ekspresi wajah meringis

Tekanan intrapleural meningkat

Kolaps paru pada sisi yeng terganggu

Pergeseran mediastinum ke arah yang tidak terganggu

Nyeri

Ketakutan meningkat

Nyeri

3

DS :

· Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya

· Klien meminta informasi tentang tindakan yang dilakukan

DO :

· Klien tampak gelisah

Sarana dan prasarana yang tidak memadai

Kurang terpajan informasi

Kurang pengetahuan

Ansietas

Kurang pengetahuan

  1. Diagnosa Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru (akumulasi darah), ditandai dengan :

DS :

· Klien mengeluh sesak napas

· Klien mengungkapkan nyari dada

DO :

· Perubahan kedalaman pernapasan

· Gangguan pengembangan dada

· Sianosis

· Perkusi dada pekak berbatas

2. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan informasi, ditandai dengan :

DS :

· Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya

· Klien meminta informasi tentang tindakan yang dilakukan

DO :

· Gelisah

3. Nyeri berhubungan dengan kolaps paru pada sisi yang terganggu, yang ditandai dengan:

DS :

· Klien mengungkapkan nyeri dada

DO

· Klien tampak gelisah

· Ekspresi wajah meringis

  1. Intervensi Keperawatan

Diagnosa I

Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru (akumulasi darah)

Tujuan :

Menunjukan pola pernapasan normal/efektif, dengan kriteria:

· Sesak napas hilang atau berkurang

· Ekspansi dada normal

· Perkusi dada resonan

Intervensi keperawatan:

1. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, serak, terjadinya sianosis, perubahan tanda vital.

Rasional:

Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi atau dapat menunjukan syok sehubungan dengan perdarahan.

2. Bila selang dada sedang dipasang maka periksa pengontrol pengisap untuk jumlah isapan yang benar.

Rasional:

Mempertahakan tekanan negatif intrapleural sesuai yang diberikan, yang meningkatkan ekspansi paru optimum dan atau drainase cairan.

3. Pertahankan posisi nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur

Rasional:

Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekspansi paru dan ventilasi pada sisi yang tak sakit.

4. Berikan oksigen tambahan melalui kanula atau masker

Rasional:

Menghilangkan distress respirasi dan sianosis sehubungan dengan hipoksemia.

Diagnosa II

Nyeri berhubungan dengan adanya trauma jaringan.

Tujuan:

Nyeri berkurang / hilang, dengan kriteria:

· Nyeri dada berkurang atau hilang

· Klien tidak gelisah

· Ekspresi wajah rileks

Intervensi Keperawatan:

1. Berikan kesempatan waktu istrahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman; misal waktu tidur belakangnya dipasang bantal kecil.

Rasional:

Istrahat akan merelaksasi semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamanan.

2. Ajarkan metode distraksi

Rasional:

Mengalihkan perhatian nyerinya ke hal-hal yang menyenangkan

3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik

Rasional:

Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga nyeri akan berkurang.

4. Observasi tingkat nyeri dan respon motorik klien 30 menit setelah pemberian obat analgetik

Rasional:

Pengkajian yang optimal akan memberikan perawat data yang obyektif untuk mencegah kemungkinan komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat.

Diagnosa III

Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan informasi

Tujuan :

Menyatakan pemahaman penyebab masalah, dengan kriteria:

· Mengikuti program pengobatan

· Klien tidak bertanya tentang penyakitnya.

Intervensi keperawatan:

    1. Kaji patologi masalah klien

Rasional: Memberikan pengetahuan dasar untuk pemahaman kondisis dinamik dan penting untuk intervensi terapeutik.

    1. Dorong klien untuk mengekpresikan perasaan atau masalahnya

Rasional:

Mengurangi beban psikis dan deteksi dini terhadap masalah klien

    1. Beri penjelasan tentang penyakitnya meliputi penyebab, faktor pencetus dan program pengobatannya.

Rasional:

Meningkatkan pengetahuan klien dan mencegah terulangnya masalah.

    1. Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medis cepat, contoh : nyeri dada tiba-tiba

Rasional:

Intervensi medis diperlukan untuk mencegah komplikasi.


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Doenges, Marylin, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawat pasien. Jakarta : EGC

http://asuhan-keperawatan-pariani.blogspot.com/2008/07/askep-trauma-dada.

http://askepsolok.blogspot.com/2008/08/hemathotoraks.html

http://dokterkharisma.blogspot.com/2008/08/hemathotoraks.html

www.iwansaim.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar