KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena atas berkat dan hidaya-NYAlah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ASKEP GADAR EPISODE MANIA” dalam bentuk yang sederhana.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya, sehingga menambah wawasan baru serta mengimplementasikan dalam pelayanan kesehatan khususnya penderita episode mania.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh karena itu penulis membuka diri untuk menerima masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya konstruktif, untuk kesempurnaan makala kami kedepannya.
Akhir kata penulis ucapkan semoga makala ini selalu diridhoi oleh Tuhan yang maha kuasa, wassalam.
Bau- Bau, November 2008
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGNTAR................................................................................................. ii
BAB I KONSEP MEDIS.......................................................................................... 1
A. Defenisi Keperawatan........................................................................................... 1
B. Etiologi.................................................................................................................. 1
C. Patofisiologi.......................................................................................................... 2
D. Manifestasi Klinik................................................................................................. 3
E. Penatalaksanaan..................................................................................................... 3
BAB II KONSEP KEPERAWATAN...................................................................... 4
A. Pengkajian............................................................................................................. 4
a) Pengumpulan Data......................................................................................... 4
b) Klasifikasi Data............................................................................................. 4
c) Analisa Data.................................................................................................. 5
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................................... 6
C. Intervensi Keperawatan........................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi.
Mania adalah gangguan afek yang ditandai dengan kegembiraan yang luar biasa dan disertai dengan hiperaktivites, agitasi serta jalan pikiran dan bicara yang cepat dan kadangkadang sebagai pikiran yang meloncat loncat (flight of ideas).
Pada dasarnya pasien mania sama dengan pasien depresif yang merasa tidak berharga dan tidak berguna. Karena tidak dapat menerima perasaan ini, mereka menyangkalnya dan mengakibatkan timbulnya kecemasan. Pasien memperlihatkan sikap banyak bicara, banyak pikiran dan cepat berpindah topiknya tetapi tidak dapat memusatkan pada satu topik. Meskipun mereka menunjukkan kegembiraan yang berlebihan, sebenarnya pasien penuh dengan kebencian dan rasa permusuhan terutama terhadap lingkungannya. Ia melontarkan perasaannya secara kasar dalam cetusan cetusan yang pendek dan cepat beralih ke topik yang lain.
B. Etiologi
Gangguan alam perasaan (mania) dapat timbul karena beberapa faktor yaitu :
1. Teori biologis
a)Genetik
Penyelidikan menunjukan bahwa ada suatu peningkatan timbulnya kelainan bipolar dalam derajat pertama relatif terhadap individu-individu dengan kelainan dari pada populasi umum.
b) Biokimia
Sebagaimana ada indikasi dari kadar rendah nerepinefrin dan dopamin selama suatu episode depresi,sebaliknya kelihatan sebenarnya seorang individu mengalami suatu episode manik. Jadi, respon-respon perilakukegembiraan dan europia dapat berhubung dengan suatu kelebihandari biogenikamin ini dalam otak.
2. Teori Psikososial
Teori psikoanalitik dari kelainan bipolar menyatakan bahwa ibu (atau pengasuh utama) mendapatkan kesenangan yang besar dari ketergantungan awal bayi. Saat anak matang dan mencoba meningkatkan otonomi dan kemandirian, sang ibu mulai merasa terancam.
C. Patofisiologi
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH Minat makan berkurang RESTI TERHADAP KEKERASAN LANGSUNG KEPADA DIRI SENDIRI/ ORANG LAIN | Multi faktor (Genetik, Biokimia, Psikososial) Hiperaktifitas berat Peningkatan agitasi dan kurangnya kontrol diri Membenturkan kepala (tangan, lengan, kaki dll) RESIKO TINNGI TERHADAP CIDERA | G3 POLA TIDUR |
D. Manifestasi Klinis
Gangguan mania ditandai oleh perasaan hati yang meningkat, meluas dan mudah tersinggung. Klien tidak mengenal leleh, hiperaktif dan pada keadaan yang berat disertai panik yaiu perilaku yang tidak terkontrol.
E. Penatalaksanaan
Untuk penatalaksannan pada episode mania di prioritaskan pada tehnik penceghan dan penangan secara cepat
v Pengembangan dan peningkatan tentang respon maladaptive dan koping yang efektif.
v Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat
v Pemberian obat antimanik
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Pengumpulan Data
- penurunan BB
- ibu klien mengatakan nafsu makan klien berkurang
- konjungtifa dan membran mukosa pucat
- ibu klien mengungkapakan klien menolak untuk makan
- tonus otot yang buruk
- ibu klien melaporkan klien banyak melakukan aktifitas yang tidak berguna
- klien tampak gelisa
b) Klasifikasi Data
Data Objektif | Data Subjektif |
- Penurunan berat badan - Tonus otot yang buruk - Klien tampak gelisah - Konjungtifa dan membran mukosan pucat | - ibu klien mengatakan nafsu makan klien berkurang - ibu klien melaporkan klien banyak melakukan aktifitas yang tidak berguna - ibu klien mengungkapkan klien menolak untuk makan |
c) Analisa Data
Symptom | Etiologi | Problem |
DS : Ibu klien mengatakan : -Nafsu makan klien berkurang - Klien menolak untuk makan -Klien banyak melakukan aktifitas yang tidak berguna DO : -penurunan BB -Tonus otot yang buruk -konjungtiva dan membrane mukosa pucat -klien tampak gelisah | Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Minat makan berkurang Peningkatan agitasi dan kurangnya kontrol diri Hiper aktifitas berat | NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH |
DS : DO : | Resiko tinggi terhadap kekerasan langsung kepada sendiri atau orang lain Membenturkan kepala (tangan, lengan, kaki) Peningkatan agitasi dan kurangnya kontrol diri Hiperaktifitas berat | RESTI TERHADAP KEKERASAN LANGSUNG KEPADA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN |
DS : DO : | Resiko tinggi terhadap cidera Peningkatan agitasi dan kurangnya kontrol diri Hiperaktifitas berat Multi factor (Genetik, Biokimia, Psikososial) | RESTI TERHADAP CIDERA |
B. Diagnosa Keperawatan
1. NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
2. RESTI TERHADAP CIDERA
3. RESTI TERHADAP KEKERASAN LANSUNG KEPADA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN
C. Intervensi Keperawatan
I. NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
Sasaran / Tujuan
Sasaran Jangka Pendek
Klien akan mengkonsumsi makanan dan diantara makanan kecil untuk memenuhi anjuran harian.
Sasaran Jangka Panjang
Intervensi
1) Mengikuti atau berjalan bersama klien selama makanan diberikan.
R/ kehadiran individu yang dipercayai dapat memeberikan rasa aman dan menurunkan agitasi
2) Sediakan jus dan makanan di unit rawat setiap saat
R/ masukan nutrisi dibutuhkan sebagai kebutuhan dasar untuk mengkompensasi meningkatnya kebutuhan kalori akibat adanya hiperaktif
3) Berikan klien makanan tinggi protein, tinggi kalori, mengandung zat-zat gizi dan minuman-minuman yang dapat dikonsumsi smbil jalan
R/ karena keadaan hiperaktif, klien mengalimi kesukaran duduk agak lama untuk makan. Kemungkinanya adalah lebih besar bahwa ia akan mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat dibawa-bawa dan dimakan dengan hanya sedikit usaha.
4) Berikan suplemenvitamin dan mineral sesua programterapi pengobatan
R/ untuk meningkatkan status nutrisi
5) Kolaborasi dengan ahli gizi, tentukanjumlah kalori yang dibutuhkan
R/ untuk menentukan pemberian nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan klien
6) Pertahankan cataan yang akurat mengenai jumlah masukan, haluaran dan kalori
R/ Informasi ini dibutuhkan untuk membuat suatu pengkajian nutrisi yang akurat dan untuk mempertahankan keamanan klien
II. RESTI TERHADAP CIDERA
Sasaran / Tujuan
Sasaran Jangka Pendek
Klien tidak akan terlalu lama memperlihatkan pergerakan yang mengakibatkan potensial cidera selama 24 jam dengan pemberian obat-obat penenang
Sasaran Jangka Panjang
Klien tidak akan mengalami cidera fisikselama di rawat di Rumah Sakit
Intervensi
1) Singkirkan benda-benda dan zat-zat yang berbahaya dari lingkungan sekitar klien
R/ rasionalitas klien rusak dan ia dapat saja secara tidak hati-hati membahayakan dirinya
2) Kolaborasi dengan tim kesehat lain untuk pemberian obat penenang
R/ untuk menghilangkan agitasi dan hiperaktifitas dengan segera
3) Berikan jadwal kegiatan yang terstruktur yang mencakup menentukan waktu istirahat tersebut
R/ jadwal yang terstruktur memberikan rasa aman untuk klien
4) Kurangi stimulus lingkungan,berikan linkungan pribadi jika memungkinkan sinar lampu yang lembut, tingkat kebisingan yang rendah .
R/ dalam keadaan hiperaktif, klien sangat mudah bingung, dan berespon terhadap stimulus yang sangat sedikitpun secara berlebihan
5) Batasi aktifitas-aktifitas kelompok. Bantu klien mencoba untuk menetapkan satu atau dua hubungan yang akrap
Kemampuan klien untuk berinteraksi dengan orang lain rusak. Dia merasa lebih aman dengan hubungan satu per satu yang tetap setiap saat.
III. RESTI TERHADAP KEKERASAN LANGSUNG KEPADA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN
Sasaran / Tujuan
Sasaran Jangka Pendek
Agitasi klien akan dipertahankan pada tingkat yang dapat dikendalikan dengan pemberian obat-obat penenang selama minggu pertama di rawat di Rumah Sakit (menurunkan resiko menganiaya diri sendiri dan orang lain
Sasaran Jangka Panjang
Klien tidak akan membahayakan dirinya atau orang lain selama di Ruma Sakit
Intervensi
1) Cobalah untuk mengalihkan perilaku aniaya dengan menyalurkan fisik secara rasa permusuhan klien
R/ latihan fisik adalah suatu cara yang aman dan efektif untuk menghilangkan ketegangan yang terpendam
2) Jika klien tidak tenang dengan cara “menghentikannya” dengan suara keras dll gunakan pembatas mekanik sesuai kebutuhan
R/ kegiatan ini dapat bermanfaat untuk mencegah klien menganiaya diri sendiri atau orang lain
3) Tugaskan staf yang cukup tersedia untuk menyatakan suatu pertunjukan kekuatan kepada klien jika diperlukan
R/ hal ini memperlihatkan kepada klien tanda mengontrol situasi dan berikan keamanan fisik untuk klien dan staf
4) Pertahankan dan perlihatkan sikap yang menenangkan untuk klien
R/ ansietas merupakan hal yang menular dan dapat ditransmisikan dari staf kepada klien
5) Apa bila klien diikat observasi setiap 15 menit (atau menurut kebijakan institusi)
R/ memastikan sirkulasi keekstermitas tidak membahayakan dan meminimalkan resiko cedera pada klien
DAFTAR PUSTAKA
KELIAT, Budi Anna, (1996). Kedaruratan pada gangguan alam perasaan. EGC, Jakarta.
TOWNSEND, Marry C (1988). Buku saku diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri, EGC, Jakarta
WWW. Ahmadrohfiq_keperawatanjiwa.COM
TUGAS MAKALAH : ASKEP GADAR (EPISODE MANIA)
DOSEN PEMBIBING : Ns, MUSLIMIN SIRAJA Skep
ASUHAN KEPERAWATAN GADAR
EPISODE MANIA
Disususn oleh :
Fitia melan amuli
Ferdianti samsudin
Herdyana
Lukman albar
Nirmawania
Nur isny
Nursani marjana
Lukman Albar
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar